Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menjalin kerja sama dalam lima bidang yang strategis bagi umat dan bangsa. Bidang-bidang tersebut adalah dakwah yang bertema mencegah radikalisasi, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana, pendidikan, kedaulatan pangan dan tetap tegaknya NKRI.

"Kami bekerjasama dengan PBNU, sebagai Ormas Islam nasional terbesar yang sama-sama berkomitmen terhadap tegaknya NKRI dan Pancasila. Kami konkretkan kerjasama itu dalam 5 bidang, serta dalam rangka lebih menguatkan ukhuwah," kata Ketua Umum DPP LDII, Prof Dr KH Abdullah Syam, usai bertemu dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqiel Siradj, di Jakarta, Kamis sore.

Siaran pers Humas DPP LDII menyebutkan, bahwa Ketua Umum PBNU Said Aqil mengatakan bahwa NU menyambut baik dan siap bekerjasama dengan LDII. Hal ini juga karena selaras dan berkaitan dengan upaya pemberdayaan umat yang dilakukan NU, yang menyentuh rakyat kecil.

"Kalau ada umat Islam, yang dhuafa dan kurang berpendidikan itu banyak warga NU. Dengan adanya kerja sama pendidikan, juga ketahanan pangan yang berarti memberdayakan kaum petani, itu pas sekali," kata Said Aqiel.

Menurut dia, komitmen terhadap NKRI adalah format yang terbaik untuk memberikan kemaslahatan NU dan LDII, serta bagi kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia yang majemuk.

Dalam pertemuan itu Said Aqiel didampingi Sekjen PBNU Dr Marsudi Suud. Sementara Abdullah didampingi Ketua DPP LDII H Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII H Hidayat Nahwi Rasul dan Sekum DPP LDII H Dody Taufik Wijaya.

Pada bagian lain, Ketua DPP LDII Chriswanto menambahkah kerja sama itu akan ditandatangani pada rapat kerja nasional (Rakernas) LDII di Bogor pada 11--12 April 2012.

Menyangkut deradikalisasi, konkretnya mulai pelatihan dakwah sampai dakwah bersama, termasuk pembinaan para dai dan mubaligh antara NU dan LDII.

"Karena kami tidak mungkin memerangi secara fisik dan yang bisa dilakukan adalah memberikan penerangan kepada masyarakat agar tidak masuk dalam radikalisasi," papar Chriswanto.(*)