Pra Munas VII LDII: Mengatasi Perubahan Iklim, Membangun SDM


Di awal 2011 LDII menghelat Munas VII, untuk membentuk kepengurusan DPP LDII 2010-2015. Munas yang seharusnya dihelat pada 2010 lalu ini mundur, lantaran padatnya agenda LDII di tingkat nasional, dan berbagai peristiwa penting di tingkat nasional, yang tak memungkinkan Munas dihelat tepat waktu. Selain memilih ketua umum dan kepengurusan yang baru, Munas kali ini akan merumuskan berbagai perubahan di dalam tubuh organisasi sesuai gerak zaman.

Pentingnya kedudukan Munas ini melatarbelakangi DPP LDII menghelat sosialisasi rancangan materi Munas VII LDII, untuk menyambut Munas LDII VII di Surabaya pada 8-9 Maret 2011 nanti. Acara yang dihelat di Wisma Besar Prof Rudy Setiabudi pada 23 Februari 2011, bertujuan untuk mensosialisasikan agenda utama Munas berupa Sumber Daya Manusia dan isu-isu perubahan iklim.
“Dua hal ini mendesak, lantaran inilah problema nasional sekaligus masalah global yang dihadapi di Indonesia. Dakwah ditujukan untuk membangun umat dan penghijauan ditujukan untuk memperlambat pemanasan global,” kata Abdullah Syam, Ketua DPP LDII di hadapan para pengurus DPP LDII yang menhadiri sosialisasi rancangan materi Munas.
Dalam kesempatan itu, pengurus harian LDII periode 2005-2010 melakukan sosialisasi di antaranya AD/ART yang disampaikan Hidayat Nahwi Rasul, Wakil Sekjen DPP LDII. AD/ART yang baru lebih mengakomodir gerak organisasi yang disesuaikan dengan dinamika nasional. Misalnya, AD/ART itu memungkinkan LDII membentuk badan-badan otonom di biadang kepemudaan, ICT, perkoperasian (Usaha Bersama), ataupun membuka perwakilan di luar negeri, “Ada 35 perubahan, antara AD/ART yang lama ke AD/ART yang baru, yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja organisasi dan menjawab tantangan sosial,” kata Hidayat Nahwi Rasul.
Mengenai Sumber Daya Manusia, Rathoyo Rasdan, Ketua DPP LDII menjelaskan Pengembangan SDM LDII yang menargetkan SDM LDII adalah insan yang bertaqwa, berakhalqul karimah, dan kemandirian yang arah pengembangannya adalah mewujudkan SDM yang profesional religius: memahami agama Islam, memeiliki ketrampilan profesi (hard skill), dan memiliki kemampuan intra dan interpersonal (soft skill). “Ketiga hal ini harus dibungkus dengan tubuh yang sehat, akal yang sehat selalu berada di dalam tubuh yang sehat,” ujar Rathoyo dalam pemaparannya.
Dalam konsep ini diharapkan umat Islam mampu memimpin dirinya sendiri dan orang lain, yang memiliki tabiat luhur: jujur, amanah, kerja keras dan berhemat, rukun, kompak, dan kerjasama yang baik.
Sementara itu untuk persiapan akhir, Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara, memaparkan Munas pertama dihelat di Hotel Shangri-La dan perhelatan kedua dilaksanakan di Grha LDII di Jalan Gayungan, Surabaya, “Kami menyediakan posko di terminal bus Bungur Asih dan bandara internasional Juanda. Peserta diharapkan sudah datang di Surabaya pada 7 Maret,” ujar Chriswanto. Panitia telah menyiapkan 50 bus antar jemput dan ruang parkir untuk 500 orang. Graha LDII juga menyiapkan tenant untuk membeli oleh-oleh dan sekadar rehat di kafe, bahkan kios pulsa dan agen perjalanan untuk keperluan booking tiket.
“Ini semua agar peserta tetap konsentrasi terhadap materi, tidak keluar masuk arena Munas. Kami juga menyediakan pasca Munas,” kata Chriswanto Santoso.

http://munas.ldii.or.id/munas/pra-munas-vii-ldii-mengatasi-perubahan-iklim-membangun-sdm

Post a Comment

Previous Post Next Post