Saat Palui memahami arti syukur




Seperti hari - hari sebelumnya, pagi itu si Palui dengan berpakaian kaos oblong dan celana dekilnya berangkat berkeliling di pinggiran kota Sampit, ngerumput alias cari rumput untuk kambing peliharaannya. Dan bila setidaknya karung bawaannya telah penuh terisi rumput, maka untuk menghilangkan rasa penat biasanya dia mencari pohon yang rindang untuk istirahat.
" Hmm, pohon beringin yang besar ! Cocok neh tuk guring barang setumat ... " gumam Palui saat kantuk sudah tak tertahan lagi.
Segera Palui ambil posisi ternyaman dibawah pohon beringin nan rindang untuk merabahkan badannya. Sambil memandang ke atas pada rerimbunan daun - daun, palui bergumam " Lha iya, saya tuh heran, gak habis pikir, pohon beringin yang segedhe ini kok buahnya masih gedhean kelereng, sementara pohon semangka yang pendek dan kecil aja buahnya bisa gedhe banget... " Dan sesaat kemudian di Palui sudah terbang bersama mimpi - mimpinya seiring dengan semilirnya angin yang berhembus siang itu.
Tiba - tiba, "plethok" ! Sebutir buah beringin jatuh tepat dikening Palui. " Inna lillahi wainna ilahi rojiuun Allahumma'jurni fi mushibati wa akhliflii khoirominha ...!! " kaget setengah mati si Palui dan segera baca kalimat istirja'. 
" Masya Allah ! Subhanallah ! Sungguh Maha Besar Allah !! Syukur buah beringin ini kecil, klo segedhe buah  semangka, wah hancur dah kepala aku ! " 

Sambil menggendong sekarung rumput Palui bergegas pulang ke rumah. Dalam benak Palui terus bersyukur kepada Alllah SWT atas karunia Nya ....

Post a Comment

Previous Post Next Post